Iklan

Dimana Ku Cari?


Song: Sigit
Written:  Sigit, Tamam
Saat kakiku melangkah

Melewati Puing kerapuhan jiwa

Lembut embun menghiasi

Berkaratnya hati terbelenggu mimpi


Kala mentari terbenam

Merontanya jiwa Dalam pekat malam

Arah angin tak sejalan

Indahnya harapan manisnya impian


# Terus ku cari..  di balik pekatnya arti


Reff:

Dimana Ku cari ketenangan dalam hati ini

Haruskah ku cari di setiap celah hati ini
  





Sedikit kisah tentang  "Hati" yang selalu saja diselimuti resah yang mengguncang dalam diri. Sangat terinspirasi dari syair jawa yang populer di jaman kewalian yaitu lagu "Tombo Ati" mengingatkan kita agar selalu ingat apayang menjadi makanan hati agar selalu tenang dalam menikmati alunan nada kehidupan yang keras.

sedikit penjabaran dari renungan kecil sampai ke relung hati dari syair "Tombo Ati" akan aku jabarkan sedikit pengertian, walaupun agak sedikit religi dan kalaupun di korelasikan dengan lagu "Dimana Ku Cari?" yang sedikit kontras.

Dalam kitab itu Yahya bin Muadz menyatakan, ”dawa’ al qalb khomsah asya’” (obat hati ada 5 perkara), yang dalam bahasa Jawa, ”tombo ati iku limo perkarane” (obat hati ada 5 perkara).Dari lima perkara itu Yahya bin Muadz merinci, ”qira’ah Al Qur’an bi at tafakkur” (membaca Al Qur’an dengan perenungan), yang dalam bahasa Jawa, ”moco Quran angen-angen sakmaknane”. Yang kedua adalah “khala’ al bathn” (kosongkan perut atau berpuasa), yang dalam bahasa jawa, ”weteng siro kudu luwe”. Obat hati selanjutnya adalah, ”qiyam al lail” kalau dijawakan menjadi, ”sholat wengi lakonono”. Selanjutnya adalah, ”tadzarru’ indza as sahr” (merendahkan diri saat waktu sahur) kalau dalam versi Jawa, ”dzikir wengi ingkang suwe”.
Sedangkan obat hati yang terakhir yang disebut Yahya bin Mu'adz adalah, ”mujalasah as shalihin” (bermajelis dengan orang-orang shalih) yang dalam versi Jawanya, ”wong kang sholeh kumpulono.”Jika demikian, maka hal ini merupakan salah satu indikator bahwa ajaran Walisongo bersumber kepada ulama terdahulu, tinggal generasi Islam saat ini, tidak hanya bisa manghafal, namun juga dituntut untuk mengamalkan 5 perkara yang amat dianjurkan itu, hingga hati menjadi tenang.


LihatTutupKomentar

Iklan