Iklan

Menikahlah Denganku


Song: Tamam
Written: Tamam

Melintasi batas ruang waktu tak bertepi

Berlalunya waktu tanpa makna

Kini ku sadari arti hadrmu disini

Kenariku jangan pergi lagi



Reff:

Tulus ku berikrar menjaga hatimu

Tulus ku berharap temani hariku

Tulus ku meminta jadilah istriku hingga hembusan nafas terakhir



Sepasang cincin ini jadi saksi cintaku

Bahagiaku bisa bahagiamu

Senandung nada sederhana ini untukmu

Pintaku menikahlah denganku


Setiap wanita pastilah menginginkan sebuah kejelasan disetiap hubungan asmaranya. Tidak membutuhkan puisi yang mendayu-ndayu untuk merayunya. Tak perlu harta yang menjadi pemikat hatinya. Tak perlu pula lelaki itu tampan atau tidak menjadikannya sebagai modal utama. Wanita hanya ingin sebuah tanggung jawab dari seorang laki-laki. Dan itu bila dijabarkan sangat luas pemaknaannya.


Bayangkan, bila sang wanita ditawari harta segunung dan juga ketampanan pasangannya yang menawan, namun prilaku kepribadiannya dalam kesehariaannya hanya menyepelekan komitmen, suka bermain wanita dan tidak memperhatikan keluarganya, pulang larut malam tak jelas perhatiannya dan juga perhatian kepada istrinya? Apakah kesejahteraan dhohir sudah cukup menjadi pengukur sebuah ketenangan hati wanita tersebut? Tak ayal hanya menanti kiamat dalam bahteranya. Tak ayal ini menjadi problema saat spasang insan mengikrarkan janji sehidup semati.

Begitu pula saat kita beranjak dewasa dalam keremajaan yang mengenal cinta terhadap lawan jenis. Janji yang seolah-olah akan selamanya dan siap mati karenanya namun saat mendekati kedewasaan wanitanya dan meminta untuk menghadap ke orang tuanya agar jelas status hubungannya, dia pun beranjak pergi dengan berbagai alasannya, apakah ini cinta yang dibangga-banggakan?

Tragisnya, ada juga yang mengatas namakan cinta laki-laki berani mempersyaratkan tubuh wanitanya sebelum dia menikah sebagai bukti kecintaan wanitanya. Hey,,, dia belum hakmu kawan.! Cinta itu tanpa syarat, apalagi itu jelas-jelas merugikan wanitamu dan juga keluarga wanitamu. Bila sayang ajaklah dia menikah. Bila cinta halalkanlah dia sebelum dia melepas mahkotanya kepadamu. Dalam Akad dan sepasang cincin yang menjadi simbol keagungan cinta mengarungi bahtera dalam suka maupun duka.

Banyak kegalauan yang melanda para remaja dan terutama aku sendiri dalam kisah nada yang sebenarnya sederhana. Mencintai seharusnya juga Dicintai dan juga sebaliknya, biar berjalan beriringan seiya sekata dalam perjalanannya. Banyak yang dibutakan oleh cinta yang sebenarnya akan gamblang dengan berjalannya usia. Pria mencintai wanita idamannya namun sang wanita tidak memberi respon yang sama kepada pria tersebut. Berusaha boleh, logika juga juga harus dipakai. Jangan sampai kita disadarkan oleh waktu yang memaksa kita untuk sadar secara sadar membuka mata hati kita, bahwa cinta itu tak harus memiliki.

Rayuan yang paling di idam-idamkan wanita ya hanya ini, pintalah dia dengan setulus hatimu mengatakan cinta dan bawalah dia kepenghulu, berikrarlah disana, di panggung penyerahan kunci hakikatnya kehidupan. Jangan hanya kau umbar dalam Facebook, Twetter dengan foto kaos yang simbolik sama, berciuman dengan beribu lilin disekitarnya, dan menyatakan cinta hanya sekedar di lihat di muka umum namun saat menjelang kejelasannya menghindar secara pelan-pelan dengan alasan belum mapan.

Entah sadar atau tidak kita semua yang masih remaja akan melewati frase ini, yang sudah menikahpun juga pasti ingan tahapan kehidupan ini. Sentuhlah wanitamu tepat dihatinya dan menikahlah dengannya dengan segenap ketulusanmu, agar mau menemanimu mengarungi bahtera kehidupan yang baru dalam mengarungi sisa hidupmu. Karena cinta itu fitrah keagungan Tuhan...

:)

LihatTutupKomentar

Iklan